ti..nut..ti nut.. ti nut... (bunyi palang kereta yang mau turun..), waktu menunjukkan pukul 18.19.
Langit merah yang sedikit demi sedikit mulai menggelap, menghantar bulan turun dari peraduannya.
Burung2 pada berterbangan menuju gunung, menuju peraduannya kembali.
huft... hahhahha.. itu lah susana kala itu.
Wushhhh...kereta pun melaju kencang di depanku. "Rindu aku akan pergi dengan kereta api ini, terakhir aku pergi dengan ke banyuwangi, kota yang memang airnya harum(banyu-air, wangi-harum), menghabiskan malam2 penutupan terakhir tahun 2009 dengan bekerja, ah tapi tak lah sia2 bekerjaku itu, aku bahagia sekarang bisa bersandar dengannya",bisikku dalam hati ku.
ti..nut..ti..nut.. palang kereta naik kembali,
mobil2 besar di belakang ku serasa ingin menindas ku..
"tin", klakson mobil itu menyadarkan ku dari lamunan.
Aku melajukan kendaraan ku dengan indahnya, tanpa ku hiraukan bunyi klakson menggelegar itu.
"lihat mobil besar, aku masih bisa berjalan indah di depan mu tanpa terganggu sedikitpun dari suaramu, sigh..", pekikku di angan.
Ku berjalan dengan indah menuju peraduan hatiku.
humm.. "hai peraduan ku, tak kan lama lagi kita kan bertemu", seru senang dalam hati.
brr...br...brrrrr...(bunyi ponsel bergetar di saku jaket ku).
"uda dimana?"&^&^%^##@#! ..bercampur suara angin yang berisik.
"udah di deketmu kok " balasku dengan hangat.
"hm..yahudah, "
"ok", klik tutup ponsel ku.
kulajukan kembali kendaraan ku, "tidak lama lagi kita kan berjumpa ..." bisikku pelan, memastikan kita kan bertemu beberapa saat lagi. Rindu ini berlegok dengan bebas di dalam hati, membuatku tak bisa mendiamkannya.
grek (bunyi standar motor yang ku turunkan), sambil mencari dimanakah peraduan ku itu. "ah, itu dia, ku menemukannya" bisikku pelan sekali dalam hati, burung yang terbang pun takkan mendengarnya.
Kulepaskan helm dan penutup wajahku, sambi membenarkan tatanan jilbabku yang terkoyak. (sambil berkaca) "Ok, sudah rapi" batinku.
Ku berjalan pelan dengan diiringi senyum mengembang dalam wajahku. :) "hai.. "(di concat dengan senyuman termanis ku).
"senangnya berjumpa dia" bisikku kembali dalam hati sambil menyodorkan kertas yang dia harapkan, "ini, diisi ya, petunjuknya ada di belakang".
doaku dalam hati seraya memperhatikan dia menulis, "terima kasih ya Rab, atas anugerah terindah ini... :) ".
------------------------------------------------------------------
hehehe, cerita hati singkat aja, menggambarkan indahnya hati ini ketika malam itu. :D. Yah, sore hari yang cerah, menuju malam yang gelap dengan pantulan sinar2 bintang angkasa.
-----------------------------------------------------------
Kamis, 20 Mei 2010
Sabtu, 08 Mei 2010
anak2 itu... >> miris lihatnya...
Kung, aku miris klo inget adik2 yg di tempt biasanya hr minggu itu kita datangi (sengaja gk menyebut merk hehhehe...), miris ngeliat kurangnya pemahaman dalam belajar yang paling dasar sekalipun. :(( , aq pengen bener2 ngasih partisipasi kontributif terhadap belajar mereka. Mereka juga punya hak untuk mendapatkan pengajaran yang lebih, ;(
Aku yakin kung, mereka jika di telateni satu2, pasti bisa "jadi" dan itu akan menjadi sesuatu yang hmm.. membahagiakan bagi ku pribadi. hehhehehe..
Mungkin pelan2, tidak langsg. Karena perlu juga mengalokasikan waktu untuk memikirkan mereka di samping padatnya jadwal. hm,, seandainya rumah ku dekat disana mungkin lebih mudah. Ahmmm.... pasti ada jalan lainnya untuk mereka. Aku yakin kung pasti dukung, karena aku belajar hal2 seperti ini ..jujur, dari kamu kung. Tidak banyak orang di dekat ku yang berhati sosial seperti km. Yah, ada si, cuman tidak semua. Yah, memang perlu perluas jaringan. Sedikit banyak aku menyadari kelalaian dari aku pribadi dalam memanage jaringan. Sehingga aq merasa kurang memperbanyak teman, karena memang ada yang "melarang" kala itu... Yah, itulah saya yang dulu.
anyway, aku turut berduka yah kung atas meninggalnya kerabat(mbah) dari kung. (hehehhe...sengaja disebut kerabat, cz kurang paham posisinya.)...
Aku yakin kung, mereka jika di telateni satu2, pasti bisa "jadi" dan itu akan menjadi sesuatu yang hmm.. membahagiakan bagi ku pribadi. hehhehehe..
Mungkin pelan2, tidak langsg. Karena perlu juga mengalokasikan waktu untuk memikirkan mereka di samping padatnya jadwal. hm,, seandainya rumah ku dekat disana mungkin lebih mudah. Ahmmm.... pasti ada jalan lainnya untuk mereka. Aku yakin kung pasti dukung, karena aku belajar hal2 seperti ini ..jujur, dari kamu kung. Tidak banyak orang di dekat ku yang berhati sosial seperti km. Yah, ada si, cuman tidak semua. Yah, memang perlu perluas jaringan. Sedikit banyak aku menyadari kelalaian dari aku pribadi dalam memanage jaringan. Sehingga aq merasa kurang memperbanyak teman, karena memang ada yang "melarang" kala itu... Yah, itulah saya yang dulu.
anyway, aku turut berduka yah kung atas meninggalnya kerabat(mbah) dari kung. (hehehhe...sengaja disebut kerabat, cz kurang paham posisinya.)...
Jumat, 07 Mei 2010
Mencoba Jadi Birokrat Tulen
Kek, pulang kantor malam-malam tiap hari, membuat intensitas ketemuan kita berkurang. Biasanya sehabis pulang kantor disempet-sempetin ketemu di golkar (bukan aktif di partai beringin itu, tapi makan di pujasera di sebelahnya) sekarang sudah jarang. Tapi ada hikmahnya koq kek, rasa kangennya jadi berakumulasi, dan pas ketemu, pertemuannya itu jadi lebih berkualitas.. (apa sih, hehehe)..
Crita dikit ya, dulu aku benci banget sama orang birokrasi. Kalo gak dikasih "biaya administrasi", urusan kita jangan harap bisa cepat kelar. Denger kata pegawai negeri, yang pertama kali terbayang pasti datang telat, pulang paling awal (atau kadang malah ikut apel pagi, absen, trus ngacir), lambat, dan korup (bisa korup anggaran atau korup waktu). Saking bencinya, kata PNS tidak ada dalam list cita-citaku. Pernah dulu mau ngurus KTP pertama kali. Waktu itu hari Jum'at, aku datang ke kantor kelurahan jam 10 pagi. Sesampainya disana, tidak ada satupun batang hidung yang kelihatan (itu baru batang hidungnya, badannya apalagi.. hehe).
Eh, waktu terus bergulir detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun... jrenggg.. sekarang aku terjerumus jadi birokrat tulen, alias PNS. Sengaja atau tidak, itulah aku saat ini. Mungkin Tuhan selalu punya sekenario yang mengejutkan, yang tidak disukai malah diberikan. Sama kaya makanan, dulu aku anti banget sama yang namanya tape. Sekarang koq enak-enak aja yah..
Tetapi bayangan dulu tentang sang birokrat itu musnah sudah. Kenyataannya tidak sesuai dengan yang dibayangkan dulu. Berangkat paling pagi, pulang paling malem. Kalo standart kerja dari Depnaker itu 8 jam sehari, PNS tulen ini lebih dari itu. Berangkat jam 6 pagi, pulang jam 11 malem... atau 17 jam!! hehehe..
Lha selama itu ngerjain apa aja? Ya banyak. Aku khan masih ditempatkan di bagian umum (tata usaha dan kepegawaian), jadi ngurusi hajatnya orang se Jawa Timur. Entah itu ngurus kenaikan pangkat, gaji, mutasi dan segala macemnya. Ngurusi data di dalam aplikasi sistem kepegawaian. Trus kalo ada kunjungan dari dinas lain, atau rapat-rapat, harus disiapin. Dan itu biasanya mendadak. Biasanya kerjaannya muncul pas habis magrib.. Moto kita harus cepat, tepat, dan memuaskan dalam melayani..
Tapi dari sini aku salut pada beberapa orang yang begitu mendedikasikan dirinya untuk pekerjaannya, di tengah stigma miring tentang PNS atau memang dibuat sendiri oleh para birokrat-birokrat lainnya yang masih memegang teguh pandangan lama.. "buat apa kerja ngoyo-ngoyo, tiap sudah pasti gajian". Orang-orang birokrat yang tidak mengejar proyek (uang), tetapi bagaimana efektifitas sistem itu dapat terbangun, sehingga memangkas proses yang dianggab tidak perlu dan terlalu berbelit-belit. Orang orang yang bekerja hingga larut malam tanpa pernah bertanya "ada uang lemburnya gak??"
Ada sebuah kata-kata yang masih kuingat pas pertama kali menginjakkan kaki di bumi para birokrat itu, tepatnya di bagian PDE (ITnya dipenda). "Dengan IT kita berupaya untuk mengurangi kecurangan (calo) dalam pelayanan".
Semoga semangat perubahan ini tetap bergelora kek, ditengah hidup yang semakin pragmatis. Untuk bangsa, untuk Indonesia.. :)
Crita dikit ya, dulu aku benci banget sama orang birokrasi. Kalo gak dikasih "biaya administrasi", urusan kita jangan harap bisa cepat kelar. Denger kata pegawai negeri, yang pertama kali terbayang pasti datang telat, pulang paling awal (atau kadang malah ikut apel pagi, absen, trus ngacir), lambat, dan korup (bisa korup anggaran atau korup waktu). Saking bencinya, kata PNS tidak ada dalam list cita-citaku. Pernah dulu mau ngurus KTP pertama kali. Waktu itu hari Jum'at, aku datang ke kantor kelurahan jam 10 pagi. Sesampainya disana, tidak ada satupun batang hidung yang kelihatan (itu baru batang hidungnya, badannya apalagi.. hehe).
Eh, waktu terus bergulir detik demi detik, jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun... jrenggg.. sekarang aku terjerumus jadi birokrat tulen, alias PNS. Sengaja atau tidak, itulah aku saat ini. Mungkin Tuhan selalu punya sekenario yang mengejutkan, yang tidak disukai malah diberikan. Sama kaya makanan, dulu aku anti banget sama yang namanya tape. Sekarang koq enak-enak aja yah..
Tetapi bayangan dulu tentang sang birokrat itu musnah sudah. Kenyataannya tidak sesuai dengan yang dibayangkan dulu. Berangkat paling pagi, pulang paling malem. Kalo standart kerja dari Depnaker itu 8 jam sehari, PNS tulen ini lebih dari itu. Berangkat jam 6 pagi, pulang jam 11 malem... atau 17 jam!! hehehe..
Lha selama itu ngerjain apa aja? Ya banyak. Aku khan masih ditempatkan di bagian umum (tata usaha dan kepegawaian), jadi ngurusi hajatnya orang se Jawa Timur. Entah itu ngurus kenaikan pangkat, gaji, mutasi dan segala macemnya. Ngurusi data di dalam aplikasi sistem kepegawaian. Trus kalo ada kunjungan dari dinas lain, atau rapat-rapat, harus disiapin. Dan itu biasanya mendadak. Biasanya kerjaannya muncul pas habis magrib.. Moto kita harus cepat, tepat, dan memuaskan dalam melayani..
Tapi dari sini aku salut pada beberapa orang yang begitu mendedikasikan dirinya untuk pekerjaannya, di tengah stigma miring tentang PNS atau memang dibuat sendiri oleh para birokrat-birokrat lainnya yang masih memegang teguh pandangan lama.. "buat apa kerja ngoyo-ngoyo, tiap sudah pasti gajian". Orang-orang birokrat yang tidak mengejar proyek (uang), tetapi bagaimana efektifitas sistem itu dapat terbangun, sehingga memangkas proses yang dianggab tidak perlu dan terlalu berbelit-belit. Orang orang yang bekerja hingga larut malam tanpa pernah bertanya "ada uang lemburnya gak??"
Ada sebuah kata-kata yang masih kuingat pas pertama kali menginjakkan kaki di bumi para birokrat itu, tepatnya di bagian PDE (ITnya dipenda). "Dengan IT kita berupaya untuk mengurangi kecurangan (calo) dalam pelayanan".
Semoga semangat perubahan ini tetap bergelora kek, ditengah hidup yang semakin pragmatis. Untuk bangsa, untuk Indonesia.. :)
Langganan:
Postingan (Atom)